Apakah Salah Jika kakakku adalah Seorang Pelac*r? Chapter 1-Awal dari Segala Kesalahanku-Part 2
Pada kesempatan ini Anti Mainstream Studio akan mengupload Apakah Salah Jika kakakku adalah Seorang Pelac*r? Chapter 1-Awal dari Segala Kesalahanku-Part 2
By : admin A.K.A Kasumigaoka, Utaha & Sawamura, Eriri Spencer
***
Eizell mengarahkan tongkat sihir nya tepat ke wajah kakak perempuan itu, “apa kau benar-benar ingin mati sekarang juga, hah! Dasar orang tak tahu diri!” bentaknya yang sangat marah dan penuh dengan niat membunuh. Kemarahannya benar-benar sangat mengerikan bahkan bulu kudukku sedikit gemetaran. “Apa kau pikir Tuanku mengambilmu karena menginginkan t*buh sampahmu itu, hah! Jika memang tuanku ingin, dia bisa mengambil yang 1000 kali lebih baik darimu! Kau benar-benar tidak tahu diuntung! Sudah kami jaga, tapi balasanmu malah seperti ini! lebih baik sekarang kau mati saja, lagipula tidak ada yang mengingkan keberadaanmu dalam istana ini!” lanjutnya dengan nada yang lebih tinggi dari sebelumnya. Eizell langsung merapal mantra sihir, yang aku sendiri juga tidak tahu rapalaan sihir apa itu. Tapi satu yang pasti, aku yakin itu adalah mantra untuk membunuh seseorang berdasarkan tingkat ledakan aura di sekitar tubuh Eizell. Belum sempat aku menghentikan rapalan mantra Eizell, tangan Myria sudah terlebih dahulu menahan tongkat sihir Eizell, sambil dia menggeleng-gelengkan kepalanya seakan-akan memberi sinyal “jangan lakukan itu”. Aku melihat wajah Myria, dan aku tahu sebenarnya dia juga marah. Tapi dia mencoba menahan amarahnya, karena ingin menghormati keputusanku yang ingin menjaga kakak perempuan ini. lalu, Aku berjalan kedekat kasur kakak perempuan itu. “Maaf, kak. jujur aku benar-benar tidak tahu apa yang kakak maksud , dan kenapa Eizell bisa semarah itu. Tapi melihat reaksi Eizell yang seperti itu, aku yakin bahwa itu bukanlah hal yang aku inginkan,” jawabku dengan lembut.
Kupikir kakak ini akan melunak, dan lebih sedikit tenang. tapi yang terjadi malah kebalikannya, ekspresi kemarahannya malah semakin menjadi-jadi. “Omong kosong! Mana mungkin bocah bangsawan seperti mu tidak tahu kata tersebut, kata-kata yang sering kalian para bangsawan gunakan terhadap kami para masyarakat kelas bawah!” bentaknya dengan keras. Bahkan eksrepresi wajahnya seperti sudah siap untuk menerima segala konsekuesi dari apa yang ia telah katakan. Lebih tepatnya dia seperti sudah tidak peduli lagi dengan hukuman yang akan diterima atas perkataanya tersebut. “Oooo!!! Oooo!!! Oooo!!! Aku tahu! Tuan tidak ingin satu hal saja, bukan! Tuan ingin mengambil segala hal dari diriku, benarkan! benarkan! Lakukan saja sesuka tuan! sebenarnya kalian semua tidak perlu meminta izin dariku dulu, karena di akhirnya nanti kalian pasti akan melakukannya dengan ancaman dan paksaan. Seperti yang sudah kalian sering lakukan terhadap kami, kaum kelas bawah yang tidak memiliki harta sedikitpun. sehingga nyawa, dan hak manusia kamipun menjadi lebih rendah dibanding harta di mata kalian. Hahahahaha!!!,” lanjutnya dengan tertawa keras.
Eizell yang mendengar itu langsung melepas tangan Myria yang menahannya. Dia langsung bergerak ke kakak perempuan itu, dan tanpa butuh waktu lama tangannya sudah melayang dengan cepat ke arah pipi kakak perempuan itu. Namun tepat sedetik sebelum tamparan Eizell mengenai pipinya, aku langsung bergerak menghalangi lintasan tamparan tersebut, dan –Plassss..... suara tamparan menggema ke seluruh penjuru ruangan luas ini, dan itu sudah cukup memberitahu bahwa itu adalah tamparan yang sangat keras. Jujur, tamparan ini sangat sakit sekali untuk aku bisa menahannya. Tapi entah kenapa aku bisa menahan rasa sakit ini, apakah itu karena aku mencoba melindugi kakak perempuan ini?
kakak perempuan itu menutup mulutnya dengan kedua tangannya, dan membuka matanya sangat lebar karena terkejut melihatku yang menahan tamparan Eizell. Dia benar-benar terkejut hingga membuatnya tidak bisa bereaksi dan berkata-kata. Di sisi lain Eizell lebih terkejut dibanding dengan kakak perempuan itu. Dia langsung menempelkan kepalanya ke tanah di dekat kakiku berada. “Tu-tuan, saya benar-benar mohon maaf..... saya benar-benar mohon maaf..... Saya sama sekali tidak bermaksud untuk melakukan itu terhadap anda. Bahkan sedikitpun saya tidak pernah terbesit untuk melakukan itu. saya benar-benar mohon maaf..... tapi pada kenyataanya saya sudah menampar anda dengan tangan saya, dan saya tidak bisa mempungkiri hal itu. perlakuan ini pasti akan mencoreng nama baik anda. Jadi demi memulihkan nama baik anda, saya sudah siap menerima segala hukuman,” ucap Eizell yang gemetaranketakutan. Berdasarkan pengalamanku tentang kepribadian Eizell yang sangat loyal terhadap kerajaan, dia gemetaran bukan karena takut pada hukuman yang akan ditimpakan pada dirinya. Melainkan dia tidak bisa mempercayai bahwa dirinya telah menampar anggota kerajaan.
namun sebelum Eizell sempat menempelkan kepalanya ke tanah, tanganku sudah lebih dulu menahan kepalanya untuk tidak menyentuh tanah. “Tamparan yang barusan kamu lakukan itu adalah ketidaksengajaan, jadi tidak ada hukuman yang akan keluar karena kejadian ini,” ucapku dengan lembut.
“Tapi tuan, saya tetap harus menerima hukum–“ ucapan Eizell kuputus.
“Eizell, dengarkan ini baik-baik? Aku sudah cukup lama mengenalmu. Dan aku benar-benar tahu kepribadianmu. Dan aku juga tahu bahwa kamu pasti akan menolak keputusanku ini. Tapi seperti yang sudah kuucapkan tadi, bahwa kamu tidak berhak untuk menerima hukuman apapun, karena itu adalah ketidaksengajaan. Dan aku juga tidak ingin menyakiti orang yang kusayangi. Jika kamu tidak bisa menerima hal itu, anggap saja bahwa ini adalah perintah yang harus kamu lakukan agar tidak meminta hukuman atas kejadian ini!” ucapku dengan tersenyum sambil mengangkat badan Eizell agar tegak kembali. “Dan juga di lain sisi, aku menahan tamparanmu karena aku tidak ingin orang yang kusayangi disakiti!” ucapku yang kali ini dengan nada yang tegas, dengan tatapan mata tajam. perkataanku yang barusan adalah sebuah perintah bagi Eizell untuk tidak menyakiti kakak perempuan ini. Meskipun sebenarnya aku tidak memiliki kewenangan untuk memberikannya perintah, karena dia bukan familiaku.
“......baik, saya akan menerima hal itu, jika memang itu adalah sebuah perintah anda, tuan!” Jawab Eizell sambil menundukan kepalanya tanda kepatuhan. Namun terdengar jeda sebelum dia sempat menjawab, dan itu adalah jeda rasa ingin menolak terhadap ucapan tuannya mengenai melindungi perempuan asing itu.
Aku membalikkan badanku menghadap kakak perempuan ini, dan menatapnya dengan lembut. “aku sama sekali tidak berbohong, karena memang itulah kebenarannya, kak. dan bagaimanapun aku menyangkal hal tersebut, sepertinya kakak juga tidak berniat percaya dengan perkataanku......”.
“......” kakak itu terdiam tidak memberikan jawaban apapun, seperti memberikan jawaban “iya” atas pernyataanku tadi.
“......Aku ingin kakak, menjadi kakakku,” ucapku. Ada jeda sebelum aku bisa mengatakan hal tersebut, dan itu adalah keragu-raguanku apakah kakak ini mau atau tidak menerima permintaanku yang aneh ini.
Kakak itu terkejut mendengar perkataanku, lagi-lagi dia terdiam tidak merespon perkataanku. Namun tidak lama dari itu, ekspresinya kembali ke semula, ekspresi “ketidakpercayaan”. “Hentikanlah permainan bodoh, dan ocehan tidak jelasmu itu! Katakan saja apa yang sebenarnya kamu inginkan, tidak usah berberlit-belit seperti ini. Aku tidak membutuhkan permainan sandiwaramu disini! Aku tahu semua hal ini pasti berujung untuk memperalat dan memperdayaku saja,” bentaknya dengan keras.
“2 tahun lalu...2 tahun lalu, kakakku, Putri Anasthasia meninggal di distrik 12. Mungkin hanya segelintir orang yang tahu penyebab kematiannya. Dan salah satu penyebab utamanya adalah aku...,” jawabku pelan. seluruh ingatan akan kematian kakak terulang lagi dalam ingatanku, dan membuatku semakin terus bertambah sedih dan merasa bersalah.
“Itu bukan salah, tuan!” teriak Eizell dari belakang, “Kematian Putri Anasthasia sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan tu–.”
“Ini bukan salahmu, Neal. kakak mohon tolong jangan salahkan dirimu atas kejadian ini. kakak ingin kamu terus hidup dan terus tersenyum... Jika memang itu terlalu sulit untuk kamu lakukan, maka anggap ini sebagai permintaan terakhir dari kakakmu....” suara lembut Kak Anasthasia terlintas lagi dalam ingatanku, dan membuatku bertambah sedih lagi.
Aku memutus lagi perkataan Eizell. “Eizell, cukup hentikan! Aku tahu niatmu baik, tapi apa yang sudah terjadi tidak bisa dirubah kembali. dan fakta bahwa aku menjadi penyebab kematian kakak tidak bisa dipungkiri sama sekali. Tapi perasaan sedih dan bersalah ini tidak bisa di hilangkan begitu saja, meski aku berusaha sekeras mungkin.. Maka itu, aku memilih jalan ini sebagai penebusan dosaku. Setidaknya aku bisa mengurangi sedikit demi sedikit rasa bersalah ini,” ucapku pada Eizell.
“......” Eizell terdiam dan ikut sedih mendengar perkataanku.
Aku kembali menantap kakak tersebut. “Itu alasanku ingin kakak, menjadi kakakku. Ini adalah tindakan sebagai penebusan dosaku karena telah menjadi penyebab kematian kakakku. Jadi kakak tidak perlu curiga, dan khawatir mengapa aku melakukan ini. karena tidak mungkin aku melakukan dosa di dalam penebusan dosaku sendiri. Tapi jauh dari pada itu, aku benar-benar ingin menolong, kakak... aku ingin menyelematkan kakak... Minggu lalu, saat aku melihat kakak di bangunan “itu”, sekilas aku melihat bayangan kakakku. dan jika kakakku berada di posisi seperti itu, aku ingin ada seseorang yang menolongnya,” ucapku dengan sedih. Seluruh kenangan Kak Anasthasia terus meluap-luap dalam ingatanku.
“......” kakak itu lagi-lagi hanya terdiam dan tidak menjawab. Dia hanya menatapku yang entah mengapa aku bisa merasakan tatapannya telahsedikit melunak, dan tidak sekeras tadi.
–Dakkk..... Suara benturan kepala yang menempel kelantai. “Jika memang permintaanku terlalu sulit, maka kakak tidak perlu untuk menerimanya. Tapi paling tidak izinkan aku untuk merawat kakak sampai benar-benar sembuh. Setelah itu, kakak bebas memilih untuk tetap tinggal di sini, atau tidak. Jika kakak memang tidak ingin tinggal di sini dan keluar, maka aku tidak akan menahan kakak. Tapi jika kakak ingin tetap tinggal di sini, aku akan dengan sangat senang hati menerimanya. Aku mohon kak....” ucapku sambil terus menempelkan kepalaku di lantai dekat kasurnya.
Tiba-tiba sebuah tangan kecil dan hangat menyentuh pundakku. “kumohon tuan, bangunlah. Anda sama sekali tidak pantas untuk melakukan ini,” ucap kakak itu dengan lembut, “Tuan tidak perlu menempelkan kepala anda ke lantai. Bagaimana jika orang lain melihatnya? reputasi tuan pasti hancur.” Aku mengangkat kepalaku secara perlahan seiring tangan kakak itu yang terus mengangkat pundakku. Saat kulihat matanya, aku terkejut karena melihat pipinya yang sudah basah karena air mata. Dia menutup mulutnya dengan kedua tangannya, untuk menahan isak tangisnya. “......baiklah tuan,” ucapnya sambil memiringkan kepalanya dan tersenyum manis sekali..
Aku benar-benar bahagia karena mendengar jawaban kakak itu. akhirnya setelah sekian lama, aku bisa menebus dosaku. Aku mengambil saput tangan yang ada di saku jasku, dan mendekat ke arahnya. “Selamat datang di kerajaan Saints, kak ”ucapku dengan tersenyum sambil memberikan saput tangan itu padanya.
***
Aku pikir penebusan dosaku ini adalah suatu hal yang baik. Tapi ini malah menjadi awal dari segala kesalahanku, Dan juga awal dari segala pengorbanan seseorang.....
***
....lanjut di chapter 2-Kenapa Kita Malah Seperti Ini? <kenapa kakak terus-menerus menjauhiku. kenapa, kak?> -Time Unknown-Random Scene chapter 2-< Aku mengerahkan seluruh tenaga yang kupunya pada tinjuan ini. dan, -Daaaar!!! Bunyi pukulan yang lumayan keras kudengar. Aku membuka mataku, dan seketika mataku terbelalak terkejut karena melihat kak airi yang terkapar lemas di lantai karena pukulanku... kenapa kak airi menghalangi pukulanku pada pelayan jahanam ini?!!>
Bersambung
***
Apakah Salah Jika kakakku adalah Seorang Pelac*r? Chapter 1-Awal dari Segala Kesalahanku-Part 2 merupakan salah satu dari rentetan seri web novel ini.
Sekian untuk halaman Apakah Salah Jika kakakku adalah Seorang Pelac*r? Chapter 1-Awal dari Segala Kesalahanku-Part 2. semoga bisa memberi cerita web novel sesuai dengan ekspetasi Para Pengunjung.
0 comments
Post a Comment